Kamis, 12 Juli 2012

KULTUR USAP TENGGOROKAN


KULTUR USAP TENGGOROKAN
Kultur Usap Tenggorokan   

Pendahuluan
Mulut manusia terdapat banyak dan beragam organisme sebagai bagian dari flora normal, baik aerob dan anaerob berkembang dalam lingkungan yang hangat dan lembab
Hampir setiap jenis mikroorganisme dapat ditemukan di dalam mulut. Yang paling menonjol adalah Streptokokus viridans  yang bersifat alfa hemolitik.. Selain cocci Gram positif ini,  organisme aerobik yang tumbuh dari usapan tenggorokan   antara lain : Staphylococcus,. Neisseria, Branhamella dan anaerobik Veillonella yang terdiri dari mayoritas cocci Gram negatif juga ditemukan di dalam mulut.
Berbagai basil Gram negatif, seperti spesies Haemophilus dan Klebsiella pneumoniae, juga dijumpai   nonpathogenic Corynebacterium atau diphtheroid yang  juga bersifat alfa hemolitik. Diphtheroid adalah basil pleomorphic Gram   positif. Spirochetes dan beberapa fungi dan kadang-kadang protozoa juga ditemukan sebagai flora mulut yang normal. Organisme ini mungkin commensals yang melindungi kita dari organisme lain yang mungkin memasuki mulut kita. Kehadiran normal   flora dapat mencegah organisme lain untuk menemukan ruang atau habitat nutrisi untuk mendukung pertumbuhan mereka   
Meskipun   flora normal   mulut melindungi kita dari penyakit tertentu, mereka juga berpotensi menyebabkan karies gigi. Organisme tertentu melekat pada gigi membentuk jaringan
organisme  dan  menghasilkan  plak gigi. Beberapa organisme yang terlibat dalam metabolisme gula plak ditemukan di mulut memproduksi asam yang dapat merusak/melemahkan enamel gigi  Jika enamel gigi  rusak, organisme dapat menembus ke pulp dan merusak gigi itu. Perawatan gigi yang teratur untuk menghilangkan / mencegah plak akan membantu mencegah kerusakan gigi.
Contoh organisme yang bertanggung jawab menimbulkan penyakit di tenggorokan adalah Streptococcus pyogenes atau Grup A Strep. Organisme ini adalah bersifat beta hemolitik dan bukan bagian dari normal flora tenggorokan  . Media Darah domba agar memberikan nutrisi yang diperlukan untuk menyuburkan pertumbuhan   spesies Streptococcus dan juga bertindak sebagai media diferensial. Hemolisis, dimana  pada media agar darah domba   membantu memisahkan organisme alfa hemolitik (umumnya flora normal) dari organisme beta hemolitik yang patogen seperti   Streptococcus pyogenes.beta-hemolitik

Organisme yang tumbuh di tenggorokan juga perlu kondisi atmosfer khusus untuk tumbuh dalam media buatan. Organisme ini biasa terpapar karbon dioksida yang relatif lebih tinggi yang berasal dari hembusan nafas. Oleh karena itu untuk menumbuhkan organisme ini perlu dikondisikan dengan penambahan karbon  dioksida. Organisme yang memerlukan sedikit oksigen dikenal sebagai micoraerophiles. Di laboratorium, suasana ini diupayakan dengan menempatkan plate dalam sungkup lilin (desiccator),   lilin yang dinyalakan di dalam desiccator dengan penutup yang dilapisi vaselin berfungsi untuk membakar sebagian oksigen untuk dikonversikan sebagai  karbon dioksida. (konsentrasi karbon dioksida menjadi relatif meningkat sekitar 5 – 10 % dalam sungkup)
Faringitis biasanya akan menyebabkan kemerahan (radang) dan mungkin terdapat kantong nanah pada bagian belakang tenggorokan. Bagian tersebut harus di swab untuk sampel/spesimen kultur usap tenggorokan.  . Biasanya   sampel diambil menggunakan lidi kapas steril dalam tabung plastik 
(Culturette), Spesimen yang telah diambil dengan Culturette atau media transport segera dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk diperiksa, selanjutnya di laboratorium dilakukan pewarnaan dan inokulasi pada media biakan yang sesuai..    




Media Transport  
Media transport mengandung garam fisiologis untuk melindungi spesimen dari perubahan pH dan untuk menjaga supaya lidi kapas tetap   basah ketika berada dalam perjalanan ke laboratorium untuk dibiakkan.   Media transpot tidak mengandung nutrisi   sehingga pertumbuhan tidak terjadi tetapi  organisme dapat bertahan hidup selama beberapa jam dalam media transport ,  terutama jika didinginkan.
Prosedur Pengambilan Spesimen Usap Tenggorokan.
1. Memperoleh plate agar darah domba, kasa steril dan lidah depressor.
2. Label plate agar dengan nama "pasien" nama.
3. Menggunakan penekan lidah (spatula), tekan lidah pasien. Perintahkan supaya pasien berkata "Ahhhh" membantu meratakan lidah. Berhati-hati untuk tidak menyentuh bagian lain dari mulut, gunakan lidi kapas steril untuk mengusap tenggorokan. Beberapa orang merasakan ingin muntah   
yang dapat menyebabkan muntah.
4. Dengan lembut  gulung kapas di permukaan plate agar darah, kemudian  gunakan  loop steril, streak plate untuk isolasi. Lapisan pertama melalui area di mana Anda menggulungkan lidi kapas dan mencakup kira-kira setengah dari plate
Mensterilkan loop dan streak seperempat plate dengan menyentuhkan loop pada streak pertama   hanya sekali. Ulangi prosedur untuk seperempat plate sisanya  dengan menyentuhkan ose/loop pada streak kedua   hanya sekali. Buang lidi kapas dan penekan lidah dalam wadah Biohazard  .
5. Masukkan plate dalam sungkup lilin. Masukkan sungkup ke inkubator,   inkubasi pada 35-37 oC untuk minimum dari 18 jam.
6. Setelah inkubasi, periksa plate untuk melihat koloni beta hemolitik  Suatu fenomena koloni beta hemolitik     menunjukkan suatu infeksi tenggorokan yang mungkin disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
7. Bila telah selesai memeriksa plate,  buang plate ke wadah Biohazard

http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/08/kultur-usap-tenggorokan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar